Insiden penembakan yang melibatkan lima warga negara Indonesia (WNI) oleh petugas Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.

oleh

Jakarta 30-1-2025 // Insiden bermula ketika 26 pekerja migran Indonesia (PMI) berusaha meninggalkan Malaysia secara ilegal menggunakan perahu. Perahu mereka terdeteksi oleh patroli APMM, yang kemudian memicu aksi kejar-kejaran. Dalam situasi tersebut, petugas APMM melepaskan tembakan ke arah perahu PMI dari jarak sekitar 20 hingga 25 meter dalam kondisi gelap. Pihak kepolisian Malaysia mengklaim bahwa penembakan dilakukan karena adanya perlawanan dari pihak PMI. Namun, klaim ini dibantah oleh saksi korban yang selamat, yang menyatakan bahwa mereka tidak melakukan perlawanan apapun.

Reaksi Pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) segera mengambil langkah diplomatik dengan mengirimkan nota protes resmi kepada pemerintah Malaysia. Kemlu mendesak dilakukannya investigasi menyeluruh atas insiden ini dan meminta pertanggungjawaban dari pihak terkait. Selain itu, Kemlu memastikan bahwa para korban yang selamat mendapatkan perawatan medis yang layak dan pendampingan hukum yang diperlukan.

Kecaman dari Anggota DPD RI

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, Haji Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma, mengecam keras tindakan APMM tersebut. Ia menilai bahwa penggunaan kekuatan secara berlebihan oleh petugas maritim Malaysia tidak dapat diterima. Haji Uma mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengambil sikap resmi dan mendorong pemerintah Malaysia melakukan investigasi mendalam guna memastikan apakah tindakan penembakan tersebut sesuai dengan prosedur operasi standar atau terjadi pelanggaran oleh petugas APMM.

Aksi Demonstrasi di Kedutaan Besar Malaysia

Menanggapi insiden ini, Presiden Partai Buruh yang juga merupakan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengumumkan rencana untuk menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Aksi ini bertujuan untuk menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah Malaysia atas insiden penembakan tersebut. Said Iqbal menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan memastikan keadilan bagi para korban.

Langkah Selanjutnya

Kasus penembakan ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan WNI di Malaysia. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk melindungi warganya di luar negeri, termasuk meningkatkan diplomasi dan kerjasama dengan negara-negara tujuan PMI. Selain itu, edukasi dan sosialisasi mengenai prosedur migrasi yang aman dan legal perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Sementara itu, masyarakat Indonesia menantikan hasil investigasi yang transparan dan akuntabel dari pihak berwenang Malaysia serta langkah-langkah konkret dari pemerintah Indonesia dalam memastikan perlindungan bagi warganya di luar negeri.

Ahiko melaporkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *