Media-AnakNegeri, Bandar Lampung, 4 Agustus 2024 – Pada sebuah sesi bincang-bincang santai bersama media sambil ngopi di Daja Coffee, Enggal Bandar Lampung, Selasa (03/09/2024), pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela mengungkap cerita menarik di balik terpilihnya Jihan sebagai cawagub. Mirza mengakui bahwa Jihan awalnya bukan pilihan utama, namun akhirnya menjadi pilihan terakhir yang terbaik.
Dalam perbincangan tersebut, Mirza menjelaskan bahwa proses pemilihan pendampingnya melalui berbagai pertimbangan strategis, termasuk situasi politik nasional dan koalisi KIM Plus. Sebelumnya, Mirza sempat digadang-gadang akan berpasangan dengan Ketua Bappilu PDIP Lampung, Umar Ahmad, yang kini menjadi rival mereka di Pilkada.

Kedekatan dengan Politisi PDIP, Kolaborasi Di Atas Rivalitas
Mirza dan Jihan juga mengungkap kedekatan mereka dengan sejumlah politisi PDIP Lampung, termasuk Umar Ahmad. Hubungan ini terlihat jelas saat momen kebersamaan Mirza dan Umar pada pelantikan Anggota DPRD Lampung, Senin (02/09/2024). Jihan sendiri tampak akrab dengan Anggota DPR RI Mukhlis Basri dan Lesty Putri Utami, menunjukkan bahwa rivalitas politik tidak harus memutuskan tali silaturahmi.
“Kami akrab dengan semua, walaupun di Pilkada kami jadi rival dengan PDIP, tapi bukan berarti harus bermusuhan,” ungkap Jihan. Ia menekankan bahwa Provinsi Lampung memiliki banyak persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh perorangan, sehingga kolaborasi dan hubungan baik dengan semua pihak sangat diperlukan.
Proses Panjang, Keputusan Terbaik
Menurut Mirza, keputusan untuk memilih Jihan sebagai bacawagubnya tidak diambil secara terburu-buru. “Saya dengan Umar dekat. Dari beberapa komunikasi, kami sempat bersepakat waktu itu inginnya kalau bisa berpasangan dengan Umar. Sebetulnya, Jihan itu pilihan terakhir dan terbaik,” jelas Mirza sambil bercanda, menunjukkan betapa pentingnya pertimbangan dalam setiap keputusan politik yang mereka ambil.

Menanggapi hal tersebut, Jihan turut melontarkan candaan. “Pilihan terakhir kan, bukan pilihan terpaksa,” ujarnya sambil tertawa, menunjukkan kedekatan dan kekompakan dengan Mirza.
Mirza dan Jihan didukung oleh koalisi besar yang terdiri dari tujuh partai politik parlemen, yaitu Gerindra, PKB, Golkar, NasDem, Demokrat, PAN, dan PKS, serta lima parpol non-parlemen seperti Prima, Buruh, Gelora, Ummat, dan PPP. Sementara itu, rival mereka, Arinal Djunaidi dan Sutono, hanya diusung oleh PDIP berkat keputusan MK yang membolehkan PDIP mengusung calon sendiri.
Dengan dukungan yang solid, Mirza dan Jihan optimis dapat membawa perubahan positif bagi Provinsi Lampung. Kolaborasi yang mereka bangun menunjukkan bahwa di tengah persaingan politik, semangat kebersamaan dan sinergi tetap menjadi prioritas utama untuk kemajuan bersama.
[Media-AnakNegeri]