Media-AnakNegeri // Bandar Lampung – Seorang penumpang Maxim Car mengaku mendapat ancaman serius dari seorang driver Maxim di Bandar Lampung. Kejadian ini terjadi pada Sabtu (30/11/2024) siang, usai korban menghadiri acara resepsi di GSG Ernawan Khua Jukhai, Pahoman.
Korban, yang tidak ingin disebutkan namanya, menceritakan kronologi insiden tersebut. “Siang itu, saya, istri, dan mertua hendak pulang kondangan. Karena tidak membawa kendaraan, saya memesan Maxim Car. Saat itu, saya mau pamit kepada yang punya acara,” ujarnya kepada awak media.

Sekitar lima menit kemudian, kendaraan Maxim Daihatsu Sigra Nomor Plat (BE 1429 GB) yang dipesannya tiba. Namun, karena sedang terjebak antrean panjang di depan panggung pengantin, korban meminta driver atas nama Abdul Khoir untuk menunggu sebentar.
“Ketika saya bilang tunggu sebentar, dia malah ngomel lewat chat. Katanya, ‘Ya, makanya kak kalau belum siap jangan pesan.’ Bahkan, dia bertanya lagi, ‘Masih lama nggak, kak?’,” kata Abdul Khoir.
Merasa tidak enak membuat driver menunggu lama di tengah antrean, korban akhirnya memutuskan untuk membatalkan pesanan. Namun, tindakan tersebut malah memicu kemarahan sang driver.

Ancaman Mengerikan
Korban menunjukkan tangkapan layar percakapan kepada media. Dalam chat tersebut, driver Maxim Car melontarkan ancaman verbal yang sangat kasar dan menyeramkan.
“Woy anjing babi kau ya. Gua tunggu lo keluar. Udah jauh-jauh lo cancel babi lo ya. Liat aja nanti nggak aman lo balik,” tulis driver tersebut.
Tidak berhenti di situ, ancaman lain yang lebih mengerikan juga dikirimkan. “Gua jegat di deket Garuntang. Lo bener ya tai. Liat aja mati. Lonte bener,” tambahnya.

Melapor ke Polisi
Merasa terancam, korban akhirnya melapor ke Polresta Bandar Lampung dengan didampingi seorang jurnalis. Di ruang laporan, korban menceritakan kronologi lengkap kepada petugas. Namun, setelah mendengar cerita tersebut, pihak kepolisian mengarahkan korban untuk berkonsultasi ke ruang Tipidkor.
Setelah mendengar penjelasan korban, seorang polisi di ruang Tipidkor memberikan masukan yang mengejutkan. “Mungkin drivernya lagi pusing atau emosi spontan. Sudahlah, saran saya jangan diperpanjang,” ujar polisi tersebut.
Setelah mendengar masukan dari petugas di ruang tipidkor, korban akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan laporan. “Saya memilih tidak memperpanjang masalah ini, meskipun saya tetap khawatir dengan keselamatan saya dan keluarga,” ungkap korban dengan nada lemas.

Harapan untuk Penegakan Hukum
Kasus ini menyoroti perlunya tindakan tegas terhadap ancaman verbal dan intimidasi, khususnya yang dilakukan oleh penyedia jasa transportasi umum. Korban berharap pihak berwenang dapat memberikan perlindungan yang lebih baik kepada masyarakat dan menindak oknum yang bersikap arogan.
Pihak Maxim belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini.