PPUI (Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah) adalah Tempat Membentuk Aqidah yang Shohih

oleh

Media-AnakNegeri – Saat ini, kita perlu merasa prihatin dengan munculnya beberapa kasus yang menimpa generasi muda di tanah air, di mana pada usia yang masih belia, bahkan masih dalam kategori anak-anak, telah terjadi perilaku-perilaku yang tidak lagi bisa dikategorikan sebagai kenakalan biasa, melainkan sudah menjerumus pada perilaku kriminal.

Mari kita kembali kepada konsep ajaran agama yang memandang anak sebagai amanah dari Allah yang harus dijaga dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh, khususnya dalam hal pendidikan. Memang di zaman sekarang, tantangan yang dihadapi sangat besar dan berat. Mendidik anak ibarat menggiring domba di tengah kawanan serigala; sedikit lengah, habislah domba itu dimangsa.

Anak-anak di usia ini belum stabil dan belum memiliki ketahanan diri, mereka masih dalam proses mencari bentuk dan sangat mudah terpengaruh oleh teman-teman serta lingkungannya. Mereka cenderung mencari alternatif yang mereka jumpai di sekitarnya, yang seringkali mengesampingkan pertimbangan moral. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dalam menawarkan figur-figur yang akan menjadi panutan mereka.

Pondok pesantren bisa menjadi alternatif bagi orang tua. Mungkin sebagai orang awam, mendengar nama pondok pesantren terkesan menakutkan. Bahkan, ketika anak sulit diatur, orang tua sering mengancam akan memasukkan mereka ke pondok pesantren, seolah-olah tempat tersebut merupakan penjara bagi anak-anak nakal. Padahal, sejatinya tidak demikian. Pondok pesantren bukanlah tempat untuk anak-anak nakal, melainkan tempat bagi mereka yang ikhlas untuk dibina dan dididik oleh para guru, serta mengubah diri menjadi lebih baik.

Di pondok pesantren, para santri dibina dengan nasihat-nasihat dari ustadz, serta ilmu yang membawa mereka mengerti tentang kebaikan. Pesantren memiliki sistem terpadu dan 24 jam nonstop untuk membentuk akhlak dan kecerdasan para santri. Jika kita bertanya tentang hakikat tujuan hidup, jawabannya adalah hidup ini hanya untuk ibadah. Orang tua diberi kepercayaan oleh Allah untuk menjaga, merawat, dan mendidik anaknya agar tidak terjerumus dalam jurang masa depan yang suram. Apapun yang terjadi pada anak tidak lepas dari tanggung jawab orang tua.

Melihat kondisi sekarang ini, sangat memprihatinkan. Kemaksiatan terjadi di mana-mana, pergaulan bebas tanpa batas, dan banyak kasus serupa terjadi di kalangan remaja yang masih labil. Maka, sebagai ayah dan ibu yang baik, pondok pesantren bisa menjadi solusi terbaik untuk menjaga anak dari pengaruh buruk. Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah (PPUI), lembaga pendidikan milik jamaah Khilafatul Muslimin yang gratis 100% untuk umat, bisa menjadi solusi untuk penyelamatan akidah anak di usia dini dan era milenial ini.

Di tengah kritik dan sorotan tajam terhadap dunia pendidikan yang sudah banyak tercampur-aduk, bahkan tidak sesuai dengan kitabullah dan hadis Rasulullah, PPUI menawarkan pendekatan yang berbeda. Mengapa kita harus menyekolahkan anak kita di PPUI? Karena sejak usia dini, anak-anak diajarkan keyakinan yang kuat bahwa hanya Islam yang benar sebagai tuntunan hidup yang akan membawa keselamatan dan kebahagiaan dunia-akhirat.

Oleh karena itu, tahapan dalam menguatkan akidah anak harus benar-benar diutamakan. Didik mereka dengan jiwa tauhid yang mengkristal dalam batin mereka, meresap sampai ke tulang sumsumnya, sehingga aqidah itu tidak akan terpisah dari hati mereka, bahkan hingga ajal menjemput. Jika akidahnya kuat dan imannya mantap, tentu generasi muda Islam tidak akan terpengaruh dengan pemahaman-pemahaman di luar Islam atau “ghazwul fikri”. Mereka akan yakin bahwa hanya aturan Islam yang benar dan akan menolak pemikiran yang sesat.

Santri-santri PPUI adalah amanah. Maka, kami para guru-guru berkewajiban menjaga dan mendidik mereka sebaik mungkin, agar mereka benar-benar menjadi penerus yang baik. Jika kita lengah dalam mendidik generasi ini, kita khawatir dianggap telah berkhianat dalam menjaga amanah ini, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan dalam Al-Quran Surat Al-Anfal ayat 27-28.

Kami harapkan kepada para orang tua yang begitu ikhlas berjuang, bahwa engkau telah betul-betul mengamalkan perintah Allah dalam Surah An-Nisa ayat 9, yang berbunyi, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap mereka.” Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.

Wahai para orang tua, memondokkan anak adalah ikhtiar kita dalam membangun generasi yang kuat agar peringatan Allah tidak terjadi pada keturunan kita setelah kita meninggalkan dunia ini. Na’udzubillah, kita meninggalkan generasi yang lemah—lemah iman, lemah akhlak, dan lemah ilmu. Namun, berkat kegigihan Bapak-Ibu dalam mendoakan dan menguatkan generasi, insya Allah tangis bahagia akan mewarnai kehidupan Bapak-Ibu ketika anak-anak lulus dan wisuda dari pesantren. Pendidikan pesantren menjadikan mereka mengangkat Bapak-Ibu sebagai raja dan ratu di hati mereka.

Hati orang tua mana yang tak meleleh saat anaknya bersimpuh di pangkuan, mendoakan kesehatan dan panjang umur untuk orang tuanya. Begitupun saat kita berpulang, anak-anak yang sholeh berjajar membaca Al-Quran sebagai amal jariyah untuk kita.

Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *