Media-AnakNegeri / Bandar Lampung, 9 September 2024 – Ketegangan memuncak di Bandar Lampung pagi ini ketika ratusan pensiunan guru dan kepala sekolah menggeruduk kantor Dinas Pendidikan (Disdik) dan kantor Walikota. Mereka menuntut kejelasan atas dugaan penggelapan dana tabungan senilai 100 miliar rupiah oleh pengurus Koperasi Betik Gawi, yang hingga kini tak kunjung dibayarkan.

Azimah, koordinator aksi, dengan tegas menyatakan bahwa ia dan sejumlah perwakilan sudah melayangkan laporan ke Polda Lampung melalui pengaduan masyarakat. “Kami sudah pensiun, bahkan ada yang sudah setahun lebih, tetapi uang tabungan kami belum juga diberikan. Kami seharusnya dipanggil seminggu setelah pensiun untuk mengambil uang, tetapi sampai sekarang tidak ada,” ujar Azimah.

Aksi demonstrasi ini bukan tanpa alasan. Sebanyak 272 pensiunan guru yang tergabung dalam koperasi tersebut belum menerima hak mereka. “Saya sudah menyerahkan berkas pengaduan 272 orang ke Polda Lampung. Total uang yang kami urus mencapai 100 miliar rupiah, ini uang hasil kerja keras kami,” tambah Azimah.

Para pensiunan tersebut juga menuntut Kepala Dinas Pendidikan, Bunda Eka, agar bertindak cepat. Mereka merasa ditelantarkan setelah bertahun-tahun menyetorkan sebagian gaji ke koperasi dengan harapan dana tersebut akan membantu masa pensiun mereka. “Itu uang sakit, hasil kerja keras kami selama bertahun-tahun,” ungkap salah satu peserta aksi dengan nada kecewa.

Situasi memanas ketika mereka bergerak menuju kantor Walikota Bandar Lampung. Harapan mereka untuk bertemu langsung dengan Walikota Eva Dwiana pupus setelah yang menemui mereka hanya Wakil Walikota, Dedi Amrullah. Walikota disebut sedang berada di luar kota, meninggalkan para pensiunan dalam kekecewaan yang mendalam.

Dedi Amrullah berjanji akan mengurus masalah ini dalam tiga hari ke depan, tetapi para pensiunan skeptis. “Iya, kami catat dan kami tunggu. Jangan sampai cuma janji saja,” ujar Azimah dengan nada tegas dan penuh amarah.
Para pensiunan menuntut janji-janji pemerintah yang disampaikan sejak 2016 di era Walikota Herman HN untuk menambah tabungan bulanan mereka dengan alasan akan mendapatkan lebih banyak di masa pensiun. Nyatanya, uang tersebut dinyatakan “failed” oleh Walikota Eva Dwiana tahun lalu, dan hingga kini belum ada kejelasan mengenai pencairannya.

Azimah menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam jika dalam tiga hari tidak ada perkembangan. “Kalau dalam tiga hari ini tidak ada kejelasan, kami siap naik ke Mabes Polri. Kami tidak main-main, ini uang kami,” katanya dengan suara bergetar menahan marah.
Demonstrasi ini mencerminkan betapa parahnya krisis kepercayaan terhadap koperasi dan pemerintah daerah. Ratusan pensiunan yang seharusnya menikmati masa tua dengan tenang kini terpaksa turun ke jalan, berjuang untuk hak mereka yang seakan terabaikan.

Kejadian ini menggambarkan situasi genting di Bandar Lampung, di mana ratusan pensiunan guru dan kepala sekolah menunggu jawaban dan aksi nyata dari pemerintah yang selama ini hanya memberikan janji tanpa realisasi. Sampai kapan mereka harus menunggu? Atau ini hanya akan menjadi salah satu dari sekian banyak janji kosong yang pernah ada?