Media-AnakNegeri / Lampung Timur – Di bawah senja yang membingkai langit Lampung Timur dengan keindahan yang tenang, Jumat (06/09/24) menjadi saksi sebuah aksi damai yang sarat akan makna kebersamaan dan semangat demokrasi. Paguyuban Warga Panginyongan (PWP), berkolaborasi dengan masyarakat kelas bawah, bersatu padu menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lampung Timur. Aksi yang diikuti oleh sekitar 150 orang ini dilaksanakan dengan satu tujuan: menyuarakan aspirasi mereka terhadap mekanisme pendaftaran pasangan calon Bupati Dawam Rahardjo dan Ketut Erawan.
Sejak siang, alunan suara warga yang penuh harap mulai terdengar, mengisi udara dengan energi positif. Kehadiran mereka bukan sekadar unjuk rasa, melainkan sebuah pengingat bahwa suara rakyat tetaplah elemen penting dalam jalannya demokrasi. Dengan spanduk yang membentang dan pesan damai yang tertulis, mereka berdiri tegak di bawah matahari sore, menyuarakan isi hati dengan sopan dan tertib.
Dalam menjaga ketertiban dan memastikan aksi berjalan dengan lancar, Kapolres Lampung Timur, AKBP Benny Prasetya, menunjukkan dedikasi dan tanggung jawabnya sebagai penjaga keamanan. Sebanyak 251 personel Polres Lampung Timur diterjunkan, bersiaga penuh untuk mengamankan jalannya aksi ini. “Kami, Polres Lampung Timur, hadir untuk mengawal dan memastikan bahwa kegiatan masyarakat ini dapat berlangsung aman dan tertib,” ujar Kapolres dengan nada tegas namun penuh kehangatan, menunjukkan keseriusannya dalam mendukung hak-hak warga untuk menyuarakan pendapat.
Diiringi oleh tim hukum Paslon Dawam dan Ketut, massa aksi diterima oleh petugas pelayanan di posko penerimaan sengketa Pilkada Lampung Timur. Pertemuan ini berjalan tanpa ada friksi yang berarti, menggambarkan bahwa dengan komunikasi yang baik, setiap persoalan dapat didiskusikan dengan kepala dingin. Petugas pelayanan menyambut dengan ramah, membuka pintu dialog dan mendengarkan setiap aspirasi yang disampaikan.
Meski sempat khawatir akan potensi gesekan, aksi tersebut ternyata berlangsung dengan damai. Suasana tetap kondusif dari awal hingga akhir, sebuah bukti nyata kedewasaan masyarakat Lampung Timur dalam menyampaikan aspirasi. Tak ada suara keras yang menggema, tak ada gerakan yang memicu kerusuhan; yang ada hanyalah aliran aspirasi yang mengalir tenang seperti sungai yang mengalir dalam ritme alam.
Kapolres Lampung Timur, dengan senyum penuh kebanggaan, mengapresiasi seluruh elemen yang terlibat dalam aksi ini. “Alhamdulillah, kegiatan berlangsung damai dan aman tanpa adanya gangguan. Saya, selaku Kapolres Lampung Timur, bersama jajaran, menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta aksi damai ini,” ujar AKBP Benny Prasetya, lulusan Akademi Kepolisian Tahun 2002. Pernyataan ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga sebuah pengakuan tulus atas sikap dewasa yang ditunjukkan masyarakat.
Aksi damai ini menjadi sebuah cerminan bahwa demokrasi tidak hanya tentang pemilihan dan suara terbanyak, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat bisa bersatu, berkomunikasi, dan menyampaikan aspirasi dengan cara yang bermartabat. Lampung Timur hari itu tidak hanya menulis sejarah aksi damai, tetapi juga mengukir kisah kebersamaan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dalam setiap langkah yang tertata rapi, dalam setiap kata yang terucap sopan, tersirat keinginan yang kuat untuk perubahan yang lebih baik.
Aksi ini tidak hanya berakhir sebagai unjuk rasa biasa, tetapi sebagai sebuah peringatan bagi semua, bahwa dalam setiap perbedaan pandangan, selalu ada jalan menuju dialog damai. Di tengah perbedaan, terdapat kesatuan yang menguatkan, dan di balik aspirasi yang disuarakan, terdapat harapan yang sama: untuk Lampung Timur yang lebih baik.
[Media-AnakNegeri]