Oleh : Abu Hanif
Materialisme adalah paham dalam fllsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Artinya, ukuran dan nilai kebenaran segala sesuatu, didasarkan pada satuan-satuan materi yang melekat pada sesuatu tersebut
Mengagungkan materi sesunguhnya adalah prinsip warisan lblis. Ketika Allah perintahkan Iblis untuk sujud kepada Adam, maka Iblis menolak perintah Allah SWT dengan alasan, bahwa Materi penciptaan lblis lebih baik dari materi penciptaan Adam. Allah ciptakan lblis dari Api, sementara Allah ciptakan Adam dari Tanah. lnilah awal mula pembangkangan lblis kepada Allah SWT, Pencipta dan Penguasa Alam Semesta. sebagaimana diceritakan Allah di dalam Al Qur’an.

Konsepsi Islam dibangun diatas Prinsip Iman (Keyakinan) kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir, dan Taqdir. Dari ke-6 rukun Iman yang dimaksud, Dua diantaranya adalah sesuatu yang bersifat materi (bisa di lndera oleh manusia) yaitu Kitab dan Rasul, sementara ke-empat sisa-nya adalah sesuatu yang lmmateri/ Ghoib (tidak bisa di-lndera oleh manusia).
Pun-begitu Manusia, dia terdiri dari Unsur Jasad (Materi) dan unsur Ruh (immateri). Sehingga, karena memang antara Manusia dan konsep Islam berasal dari sumber yang sama yaitu Allah SWT, Jika keduanya tidak disatukan dalam tataran konsep dan Praktek, Maka yang muncul adalah kerusakan di Alam wujud (Dunla) ini.

Saat ini, Umat Islam telah teracuni pemikirannya oleh Materialisme, baik dengan sadar atau tidak. cara berfikir Umat Islam telah banyak diwarnai oleh faham ini. Hampir di semua aspek kehidupan Umat Islam. Berikut catatan penulis tentang Hal ini di beberapa bidang :
- Di bidang ekonomi, saat ini ukuran kesuksesan sebuah aktifitas ekonomi adalah seberapa besar laba/untung yang didapatkan. Jarang ada pebisnis Muslim yang berfikir bahwa sukses bisnis-nya adalah ketika terpenuhinya prinsip-prinsip Islam dalam muamalat seperti : Timbangan pas, tidak ada cacar barang dagangan yang ditutup-tutupi, tidak ada monopoli, tidak ada riba, ,Akad Jual belinya clear, serta semua prinsip-prinsip Islam lainya.
- Di bidang pendidikan : ukuran kesuksesan pendidikan adalah ketika anak didik mendapatkan nilai akademik 8, 9, atau 10. atau juga ketika berderet piala-piala dan sertifikat-sertifikat penghargaan. Suksesnya pendidikan tidak lagi dilihat dari Aqidah dan Akhlaq anak didik yang sesuai dengan apa yang dimaui Islam.
- Bahkan dibidang Harokah dan Dakwah Juga begitu. ukuran suksesnya dakwah adalah seberapa banyak Jumlah umat yang terekrut menjadi Anggota sebuah Partai atau Organisasi dakwahnya. Kesuksesan dakwah tidak lagi dilihat dari telah tersampaikanya dakwah Islam dengan Jelas dan terang atau belum, sehingga ummat bisa membuat pilihan sadar mau lkut aturan Islam atau tidak.

Inilah cara berfikir umat Islam hari ini,
sehingga menentukan keabsahan lbadah berJamaah/berkhilafah Juga dengan satuan-satuan moteri, seperti ada kekuasaan, ada Wilayah-nya, ada tentara-nya, dsb. Cara berfikir seperti inilah yang membuat kesatuan umat Islam menjadi tertunda.